Kisah Pertualangan Asep 3


Mang.... Kontol.... Mang




Sore

Asep pusing 7 keliling. Sudah seminggu kog si mamah belum beres-beres juga kode merahnya. Mana pulang badan remek, proyek gagal, kepala yang diatas dan yang dibawah berdenyut-denyut... hadeuh. Tiba-tiba datang lagi 2 kakak iparnya, bawa rombongan 3 keponakan dan 5 cucu yang tidak pernah berhenti teriak-teriak, berlari-lari kesana kemari, meloncat-loncat. Pokoknya pusing.

Asep mengasingkan diri diruangan kantornya yang sederhana, berteman rokok dan kopi. menikamatikesendiriannya yang tenang. Namun belum juga setengah jam, tiba-tiba Karina masuk nyelonong begitu saja ke ruangannya.
"Mang Sep, lagi apa?"
"Lagi istirahat. Memang ada perlu apa, Rin?"
"Cuma mau nanya, Mang..."
"Nanya apa? Enggak usah ragu-ragu sama mamang mah."kata Asep menyembunyikan rasa kesalnya.
Äpa benar mang apa yang dibilang Bi Iis?"
Ëmang si Mamah ngomong apa sama kamu? Kog nanyanya ragu-ragu begitu sih?"
Ïtu Mang, mmm... kata Bi Iis memang suka ngejilat itunya ya."
"maksudnya?"
Äh, udahlah. Bi Iis pasti bohong."katanya sambil meninggalkan ruangan.

Asep tak peduli. Dia menyesap kopinya dan menikmati kretek favoritnya. Dia memang tidak begitu dekat dengan anak-anak dari kakak iparnya. Apalagi dengan Karina suaminya bekerja disebuah bank yang bonafit, sikapnya terkadang menyebalkan. Meskipun begitu, Asep merasa kasihan juga kepada Karina, sudah 10 tahun menikah, masih juga belum dikaruniai anak.

Karina menikah dengan Ivan ketika berusia 18 tahun. Begitu lulus SMA, Ivan yang berumur 28 tahun dan sudah memiliki pekerjaan tetap, langsung melamarnya. Setelah menikah, mereka tinggal dirumah sendiri di Padalarang.

Tiba-tiba Karina balik lagi.
"Bu Iis berani sumpah katanya mamang selalu melakukannya."katanya.
"Melakukan apa, Rina? Yang jelas donk kalau ngomong."
"Ngejilatin memek Bi Iis" katanya dengan berbisik.
Öh, itu. Ya i ya lah." Asep berkata datar.
"Mamang enggak jijik?"
"Waduhhh kamu itu gimana sih, itukan salah satu tugas mamang sebagai suami untuk menyenangkan istri. Masak mamang harus jijik?"

Karina terdiam.
"Mang... mamang bisa pegang rahasia gak?"
"Rahasia apa?"
"Pokoknya mamang harus bersumpah dulu."
"Sumpah apa?"
"Bersumpah akan memegang rahasia yang akan Rina bilangin."
"Kamu selingkuh ya?"goda Asep
Ïh, buka itu mang."
"Terus?"
"Sumpah dulu."
"Ya, sudah, mamang bersumpah tidak akan membocorkan rahasia kamu."
"Bener ya?Awas ya kalau mamang buka rahasia. Kata Bi Iis dijilatin memek itu rasanya geli-geli enak."
"Terus?"
"Rina mau nyobain dijilatin sebentar saja. Satu menit."
"Loh? Kog mintanya sama mamng bukan sama suami?"

Karina menarik nafas berat. Wajahnya murung.
"Si Aa mah enggak pernah mau gituan. Nancep-nacep aja, keluar, sudah selesai."
"Waduh, kog sampai segitunya. Egois benar." kata Asep
"Berarti diabelum pernah merasakan orgasme."Asep membatin.
"Rina penasaran mang sama yang dibilangin Bi Iis."
"Penasaran?"
Ïya, mang. Pengen nyobain dijilat. Sebentar saja."
"Boleh. Sekarang?"
"Jangan atuh, mang. Khan banyak orang?"
"Terus kapan?"
"Gini mang, sebentar lagi semuanya mau pada ke rumah Wak Ipah, Bi Iis juga ikut. Rina akan menyimpan HP dekat TV, terus Rina tinggalin. Pas sampai rumah Wak Ipah, Rina lalu bilang HPnya ketinggalan dirumah Bi Iis. Terus Rina balik lagi kesini untuk mengambil HP. Terus mamang jilatin memek Rina sebentar saja. Rina cuma mau nyobain doank."
"Satu menit ya?"
"Satu menit aja, Mang."
"Terus hadiah buat mamang apa?"
"besok Rina ke Bogor, nanti dibeliin asinan deh."
Öke, mamang tunggu disini."

Ketika Rina pergi, Asep diam-diam tersenyum. Hmm.. diantara semua keponakannya, Rina itu yang paling bohai. Tubuhnya langsing tapi toketnya gede. Kulitnya putih agak berbulu. Wah. Dalam mimpipun tidak pernah Asep membayangkan akan menjilati memek keponakannya sendiri.





Beberapa saat kemudian istrinya pamit pergi ke rumah kakanya.
"Sebentar kog, Pah. Paling satu atau dua jam."
"Ya, udah ga pa pa, mah."

Setelah semua rombongan itu pergi, Asep cepat mengganti pantolannya dengan celana boxer tanpa memakai celana dalam dan mengganti kemeja dengan kaos santai. Setengah jam kemudian Rina datang dengan tergesa.
"Sebentar aja ya mang, cuma penasaran."
"Ya, sebentar."
"Tapi mamang tidak boleh macam-macam, cuman jilatin doank. Udah gitu, udah."
"baik."
"Satu menit, mang."
"Baik, satu menit."

Karina kemudian duduk disofa ruang tamu dan bersiap-siap.
"Jangan disini Rin, disofa TV saja biar agak tinggian."kata Asep datar.

Rina pun duduk disofa TV. Asep kemudian berdiri dengan lututnya dan mengangkat kaki Rina keatas sofa, merenggangkannya agar lebih lebar. Asep lalu menyingkapkan roknya yang lebar dan menyisihkan bagian depan celana dalamnya agar memeknya tidak terhalangi.

Sekejap Asep merasa takjub. Memeknya putih dan tembem. Dibibir luarnya ada bulu-bulu halus yang tumbuh.

Mulai dari bagian bawah dekat lubang anus, Asep kemudian menyisir bagian-bagian sensitif lainnya, terutama itilnya. Seketika Asep merasakan denyaran-denyaran dan cairan asin yang menetes. Ah, inilah memek gadis rasa perawan."bisik Asep dalam hati."
"Sshhhh.... "Rina mendesis.
"Sudah, Rin, sudah satu menit."kata Asep sambil menjauhkan wajahnya dari aroma-aroma merangsang yang ditimbulkan oleh bibir-bibir memek yang mulai merekah.

Karina memandang Asep dengan nanar.
"Satu menit lagi mang. Plisss..."
"Baiklah. Satu menit lagi. Tapi celana dalamnya harus dilepasin dulu biar leluasa." kata Asep.

Karina menurut.





Asep menyasar lagi bagian-bagian sensitif memek Karina, kali ini dengan pendekatan yang lebih cepat. Dia melahap itilnya dan mempermainkannya dengan lidahnya.

"Ssssshhhh....ssshhhh..... "

Lalu Asep menjulurkan lidahnya menusuk-nusuk liang memek Rina dengan ujung lidahnya. Srrr... cairan kenikmatan itu menggelosor dari dalam liang memeknya.

"Sudah satu menit."kata Asep
"Sssshhhatuuu menit lagi, mang."

Asep tersenyum. Dia langsung mengganyang memek itu dengan teknik jilatan lidah terbaiknya dan tak memberikan pelajaran pada memek gadis itu agar jangan melawan ledakan-ledakan ngecrot didalam liang memeknya. Srrrr... srrrr...srrr... berkali-kali gadis itu mengeluarkan orgasme kecil yang membuat tubuhnya menggelinjang-gelinjang, mulut atasnya mengerang-erang, sementara mulut bawahnya empot-empotan.
"Mang.... kontol mang... Plisss Rina ga tahan."
"Bener nih? Mamang sudah janji enggak akan macam-macam."
"Mang.... plissss.... kontol..... cepat ewe mang.... plisssssss...."



Asep dengan senyum penuh kemenangan langsung saja memerosotkan celana boxernya, menancapkan kepala kontolnya yang memang sudah ngaceng sejak awal dimulut memek yang tembem itu, membenamkannya sampai masuk. Terusssss..... sampai terbenam semuanya.

Setelah itu barulah dia menggenjot sekuatnya.
"Duh, enaknya memek rasa perawan."kata Asep dalam hati. "Legitnya sulit diungkapkan dengan kata-kata."

Karina menjerit-jerit karena belum pernah merasakan orgasme sebelumnya. Tusukan-tusukan yang dilakukan oleh kontol Asep tepat mengenai syaraf syaraf kenikmatan yang terdapat didalam liang memeknya.

Sampai akhirnya tiba juga dimoment terindah itu... Karina mengejang dan Asep menahan genjotannya dan berusaha sekuat tenaga agar bisa keluar bersama-sama.

Äaaaaakkkkkkhhhhh......... "teriaknya.

Lalu ceplok... ceplok... ceplok... lendir kenikmatannya meyembur dengan sangat kuat. Asep juga sudah tidak tahan menanggung lahar yang akan meledak.... srrrr... crott.... crot... crottt... Asep menyemprotkan pejuhnya didalam memek Karina.

Hadeuuuuuhh nikmat.

Äwas, ini rahasia kita ya Mang!"kata Rina sambil memakai celana dalamnya, lalu dia buru-buru pergi. Dua hari kemudian Karina menelepon Bi Iis agar mang Asep kerumahnya untuk mengambil asinan Bogor serta memperbaiki genteng rumahnya ada yang pecah satu.

Asep dengan semangat pergi ke Padalarang sendirian tanpa ditemani anak buahnya. Dia pergi pagi-pagi sekali dan pulang larut malam. ketika Asep tidur, dia tidak sadar mengigau. "Mang....kontol....mang....plissss."**
=>SitusJudiOnline<=










Komentar

Postingan Populer